Thursday, July 15, 2010

Deustchland Uber Alles!!

Piala Dunia atau dalam bahasa Jerman Weltmeisterschaft 2010 telah berakhir. Spanyol telah keluar sebagai juara baru dengan memecahkan beberapa rekor. Di antaranya negara eropa pertama yang meraih trofi di luar benuanya, kemudian negara pertama yang berhasil menjadi juara setelah mengalami kekalahan di partai perdananya. Bagi saya yang pendukung Jerman, WM kali ini sungguh merupakan WM yang paling berkesan. Memang benar Jerman takluk dari Spanyol di babak semifinal dengan skor tipis 1-0 hasil sundulan Carlos Puyol di pertengahan babak kedua. Namun di sisi lain,ketegangan-ketegangan yang diberikan sepanjang 11 Juni - 12 Juli eh 11 Juli ding,saya tidak menonton partai kasar yang menghasilkan jumlah kartu kuning terbanyak dalam satu partai sepanjang sejarah WM hehe. Ya,kenikmatan yang saya rasakan satu bulan kemarin sungguh berharga.

Dimulai dari partai pembukaan melawan Australia di stadion Moses Mabhida di kota Durban pukul 01.30.sebelumnya Ghana berhasil menaklukkan Serbia 1-0 lewat eksekusi pinalti Asamoah Gyan. Tempat menonton saya jelas,sekre Himastron, dimana lagi. Tidur sejenak tak apalah,hampir saja kelewatan kalau bukan Zong yang bilang "udah mulai wir!"
Langsung saya terbangun dan duduk. Tegang juga rasanya. Setahu saya Jerman belum pernah bertemu Australia di ajang WM yang berarti Jerman masih meraba-raba kekuatan lawan. Belum lagi kekhawatiran yang muncul karena Michael Ballack,Rene Adler,Christoph Metzelder, Simon Rolfes,Torsten Frings dan sederet nama berpengalaman lainnya tidak ikut ke Afrika Selatan karena cedera dan lain hal.
Tapi setiap pertanyaan sewajarnya mendapat jawaban dan jawaban atas keraguan saya terhadap Nationalelf akhirnya terjawab malam itu. Tampil dengan formasi 4-2-3-1 dengan mempercayakan posisi penjaga gawang kepada kiper muda asal Schalke 04 yaitu Manuel Neuer ; di depan Neuer ada Philip Lahm di kanan yang juga diberi jabatan kapten karena Ballack cedera,bahu membahu dengan Holger Badstuber yang baru berusia 20 tahun menjaga sayap kiri pertahanan Jerman.Duet palang pintu dipercayakan kepada Per Mertesacker asal Werder Bremen dan Arne Friedrich dari Hertha Berlin. Hanya sang kapten yang tingginya kurang dari 180 cm,sisanya tingginya lebih dari 180 cm;bahkan Per hanya kurang 2 cm untuk mencapai 2 m.
2 orang di posisi gelandang bertahan diberikan kepada Sami Khedira dari VFB Stuttgart yang pada tahun 2009 menjadi kapten Jerman U-21 yang menjuarai Euro U-21 menemani seniornya Bastian Schweinsteiger yang meninggalkan pos lamanya di sayap kiri dan sekarang beralih menjadi gelandang bertahan yang juga aktif menyerang. 3 orang gelandang serang malam itu sungguh sangat muda,rata-rata usianya adalah 22 tahun. Thomas Mueller gelandang Bayern Muenchen yang juga bisa beroperasi sebagai striker baru berusia 20 tahun mengisi pos di kanan, Mesut Oezil gelandang serang milik Werder Bremen baru berusia 21 tahun mengisi pos di tengah,dan terakhir sayap kiri ditempati pemain muda terbaik WM 2006 yaitu Lukas Podolski yang bermain untuk FC Koeln. Ujung tombak serangan dipercayakan kepada topskorer WM 2006 yaitu Miroslav Klose,striker Bayern Muenchen kelahiran Opole 32 tahun silam.
Lagi-lagi muncul keraguan, Poldi dan Miro boleh dibilang tenggelam di Bundesliga,namun kenapa mereka masih tetap dipasang?mari kita tunggu jawabannya.oh satu lagi penyebab saya ragu Jerman akan melangkah mulus adalah kegagalan Prancis,Yunani,Inggris meraih nilai penuh. Saya takut Jerman akan mengikuti langkah tiga tim eropa tersebut yang ditahan Uruguay,ditekuk Korea Selatan dan ditahan Amerika Serikat. Kekhawatiran hampir terbukti ketika baru berjalan 3 menit gawang Neuer hampir dijebol oleh pemain Australia. Beruntung sang kapten mungil berada pada posisi yang tepat sehingga selamatlah gawang Der Panzer.
Jawaban akhirnya diberikan Lukas Podolski pada menit ke 8 dengan assist dari Thomas Mueller. Tendangan yang sangat keras menghujam gawang Mark Schwarzer. 1-0
Jawaban kedua diberikan Miroslav Klose 18 menit kemudian. Umpan dari Philip Lahm disambar oleh Miro dengan sundulannya,mengingatkan saya akan memori pembantaian Arab Saudi 8 tahun lalu dengan skor 8-0. Ketika itu Miro mencetak hattrick.Mengesankan.Babak pertama bisa berakhir lebih besar seandainya Oezil tidak menyia-nyiakan peluang di depan gawang Australia. Sampai turun minum skor masih bertahan 2-0 bagi Jerman. Saya akhirnya percaya dengan pilihan Joachim Loew. Memang Miro dan Poldi meredup di Bundesliga,tapi ketika seragam putih hitam berbintang tiga dikenakan,mereka akan tampil berbeda. Padahal uniknya mereka berdua adalah keturunan Polandia,bekas jajahan Jerman .Babak kedua dimulai dengan keunggulan Jerman 2-0. Menit 56 segalanya menjadi semakin tidak keruan bagi tim Kangguru. Tim Cahill diganjar kartu merah akibat mengganjal Schweini. Pelanggaran yang mungkin tidak perlu diganjar kartu merah,namun oleh wasit langsung diberi kartu merah tiada ampun. Menit 68,awal dari kecemerlangan Thomas Mueller dimulai. Gol pertamanya di kancah internasional dicetaknya ke gawang Australia di pentas WM.waow kata saya ketika itu. Miro pun kemudian diganti oleh Cacau,striker VFB Stuttgart kelahiran Brasil. Dan Cacau cuma butuh tiga menit untuk mencetak gol pertama dan satu-satunya miliknya di sepanjang WM 2010. Skor akhir 4-0 bagi Jerman membuat saya bisa tidur dengan hati riang.

1 minggu pun berlalu,partai kedua menghadapi Serbia,pecahan Serbia - Montenegro dan mantan negara bernama Yugoslavia. Sekedar informasi, Jerman sempat bertemu Yugoslavia 12 tahun lalu di WM 1998 dengan skor 2-2. Yang berarti ada kemungkinan Jerman akan kesulitan menghadapi Serbia,walaupun pada laga persahabatan Der Panzer berhasil menang 2-1 tapi atmosfer WM akan berbeda. Benar saja, Jerman harus bertekuk lutut dari Serbia dengan skor 1-0. Kemalangan yang menimpa Jerman datang bertubi-tubi. Dimulai dari kartu merah untuk Miroslav Klose pada menit 37. Belum reda shock yang diterima Jerman,gol Serbia datang dari sayap kiri pertahanan memanfaatkan kelemahan Badstuber.Gol dicetak oleh Milos Krasic. Walhasil saya pun tegang. Kemenangan 4-0 tempo hari langsung tidak berarti dan situasi di grup D menjadi semakin rumit karena Ghana hanya berhasil bermain seri 1-1 dengan Australia walaupun Australia lagi-lagi bermain dengan 10 orang.

Partai ketiga melawan wakil Afrika yaitu Ghana menjadi partai hidup mati......................saya juga mati dulu nih..tunduh pisan.
to be continued